Ada
yang sudah pernah mendengar istilah Sustainable
Development Goals (SDGs)? Jika belum, dalam artikel kali ini kami akan
membahas tentang apasih SDGs?
SDGs
(Sustainable Development Goals) atau
yang dikenal Global Goals merupakan seruan
universal untuk bertindak mengakhiri
kemiskinan, melindungi dan memastikan bahwa semua orang menikmati kedamaian dan
kemakmuran yang diterbitkan pada tanggal 21 Oktober 2015 sebagai tujuan pembangunan bersama sampai tahun 2030 yang
disepakati oleh berbagai Negara dalam forum resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB).
SDGs
adalah hasil dari proses yang bersifat partisipatif, transparan dan inklusif
terhadap semua suara pemangku kepentingan dan masyarakat selama tiga tahun.
SDGs akan mewakili sebuah kesepakatan yang belum terjadi sebelumnya yang
terkait prioritas-prioritas pembangunan berkelanjutan diantara 193 Negara
Anggota.
Seperti
yang telah diutarakan sebelumnya, SDGs (Sustainable
Development Goals) memiliki 17 upaya dimana upaya tersebut bersifat global
dan dapat diaplikasikan secara universal yang dipertimbangkan dengan berbagai
realitas nasional, kapasitas serta tingkat pembangunan yang berbeda dan
menghormati kebijakan serta prioritas nasional. Upaya dan Target SDGs tidak
berdiri sendiri, perlu adanya implementasi yang dilakukan secara terpadu.
Upaya
dari SDGs (Sustainable Development Goals)
yang salah satu upayanya dimana SDGs menjamin kesetaraan gender serta
memberdayakan seluruh perempuan atau dalam THE
GLOBAL GOALS tertulis Gender Equality
“Achieve gender equality and empower all women and girls” yang mana Gender Equality ini dibuat untuk Mengakhiri semua bentuk diskriminasi
terhadap perempuan dan anak perempuan bukan hanya hak asasi manusia, tapi juga
penting untuk mempercepat SDGs. Sudah terbukti berkali-kali, bahwa
memberdayakan perempuan dan anak perempuan memiliki multiplier effect, dan
membantu mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di seluruh papan.
Yang bertujuan untuk membangun
pencapaian untuk memastikan bahwa ada akhir diskriminasi terhadap perempuan dan
anak perempuan di mana-mana.Masih ada ketidaksetaraan besar di pasar tenaga
kerja di beberapa daerah, dengan perempuan secara sistematis menolak akses
lapangan kerja yang setara. Kekerasan dan eksploitasi seksual, pembagian tidak
adil atas perawatan dan pekerjaan rumah tangga yang tidak dibayar, dan
diskriminasi di jabatan publik, semuanya tetap merupakan hambatan besar.
Menanamkan hak perempuan atas sumber
daya ekonomi seperti tanah dan harta benda merupakan sasaran penting untuk mewujudkan
tujuan ini. Jadi, memastikan akses universal terhadap kesehatan seksual dan
reproduksi. Saat ini ada lebih banyak wanita di kantor publik daripada
sebelumnya, namun mendorong para pemimpin perempuan akan membantu memperkuat
kebijakan dan undang-undang untuk kesetaraan gender yang lebih besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar