Kamis, 12 Oktober 2017

Pentingnya Kesetaraan Gender di Masyarakat


Women’s Studies Encyclopedia menjelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, prilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki – laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Hillary M. Lips dalam bukunya yang terkenal Sex And Gender : An Introduction mengartikan gender sebagai harapan – harapan budaya terhadap laki – laki dan perempuan (cultural expectations for woman and men).

Membahas permasalahan gender berarti membahas permasalahan perempuan dan juga laki – laki dalam kehidupan masyarakat, sebenarnya permasalahan gender adalah masalah yang tidak akan ada habisnya. Banyak isu-isu yang muncul kemudian tertuju pada kesetaraan gender yang dialami laki-laki dan perempuan. Padahal sebetulnya kesetaraan gender itu bukan hanya pada perempuan dan laki-laki saja, namun kesetaraan gender ini juga sebenernya terjadi pada kelompok rentan atau kelompok minoritas.

Permasalahan gender akan berubah seiring dengan berjalannya waktu dan budaya yang berkembamg di masyarakat. Karena itu, perlu adanya perubahan mindset yang dilakukan oleh masyarakat sekitar yang masih menganggap perempuan itu sangat lemah dan hanya mengurus domestik sedangkan laki-laki berurusan pada publik.

Kita pun mencoba untuk melakukan eksperimen tentang "Pentingnya Kesetaraan Gender di Masyarakat" dengan memberikan pertanyaan ke beberapa orang yang kita temui. Salah satunya adalah To'at, panggilan akrab seorang laki-laki paru baya di wilayah Asem Jajar. Beliau berujar bahwa masyarakat masih banyak yang beranggapan bahwa kodrat seorang perempuan itu adalah memasak, mencuci, dan mengurus anak. Padahal secara pengertian, kodrat adalah sesuatu hal yang muncul dari Tuhan dan tidak bisa diubah misalnya mengandung dan melahirkan.



Perlu ditekankan bahwa memasak dan mengurus anak itu bukan kodrat tetapi keterampilan. Namun bukan berarti kita bisa melupakan tugas kita sebagai ibu adalah mengurus dan menghormati suami. Dalam urusan rumah tangga sebenarnya antara suami dan istri itu bisa saling membantu satu sama lain. ketika seorang suami pergi membeli beras di pasar maka akan dianggap aneh oleh masyarakat sekitar atau lingkungan sosial. Padahal dalam keluarga tersebut tidak ada masalah jika suami membeli beras ke pasar. Budaya atau pola pikir inilah yang harus kita ubah, bahwa ketika laki-laki melakukan pekerjaan rumah akan dianggap menyalahi kodrat sebagai laki-laki.

Bahwa inti dari kesetaraan adalah tidak ada yang mendominasi dan tidak ada yang didominasi. Keduanya harus saling memberi, intinya keadilan gender itu sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki oleh keduanya. Yang terpenting saat ini perlu adanya pengetahuan yang baik karena pengetahuan merupakan kunci dari segalanya.


Sumber

Tiemey,Helen. 1999. Women's Studies Encyclopedia. New York : Greenword Press
Unknown
Unknown

Blog "Generasi Peduli Sesama" merupakan media berbagi informasi dan bertukar pikiran tentang topik gender yang ada di lingkungan sekitar kita. Dikelola oleh tiga orang anak muda yang juga tergabung dalam Karang Taruna Asem Jajar, mereka adalah Rosiy dan duo Anggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.